Vinsensius Nurdin
sman3borong.sch.id-Sejauh yang saya tahu kalimat dalam judul di atas adalah salah satu penggal syair lagu yang sangat popular di era 80-90an dan dipopulerkan oleh Ruth Sahanaya. Sepintas lalu, keseluruhan isi lagu menceriterakan kenangan manusia yang sudah terjadi di masa lampau dan dalam hal ini tentang kisah asmara yang coba diingat dan dikenang kembali. Sebegitu indahnya sehingga letupan perasaan saat ini ketika coba untuk diingat-ingat menjadi memori yang membangkitkan gairah hidup. Setiap peristiwa yang mengesankan dan dicoba dikenangkan menjadi momentum berharga antara orang yang terlibat dalam kejadian yang sudah berlalu itu dengan kejadian yang coba dihadirkan dalam kenangan yang bersangkutan. Ada beberapa ekspresi yang terungkap dalam kejadian semacam itu, entah dalam bentuk ceritera, puisi atupun syair dalam bentuk lagu. Ada juga yang mencoba menghadirkan pengalaman yang berkesan di masa lampau dengan cara pendokumentasian kegiatan yang bersangkutan dan akan diputar kembali pada saat-saat tertentu. Ada pula yang menyimpan beberapa benda yang dianggap mewakili keadaan masa lampau dan diperlihatkan kembali pada saat-saat tertentu. Semua usaha ini menjadi dasar bagi kita betapa kenangan masa lampaupun dapat memacu dan memicu pergerakan manusia hingga pada hari ini. Filsuf China Kong hucu/Confucius pernah berujar: ceriterakanlah masa lalu kepadaku, maka aku akan menceriterakan masa depan kepadamu. Rangkaian kalimat ini sesungguhnya mau mengungkapkan kegigihan manusia dalam menghubungkan rentetan peristiwa hidup manusia yang tidak hanya berbangga diri dengan pencapaian kini, tetapi berani merefleksikan pencapaian kini dalam rentangan peristiwa kehidupan manusia. Kita belajar dan berguru pada pengalaman masa lampau sehingga kini kita berani menemukan jejak peradaban di masa kini.
Pada kesempatan ini saya hanya mau membangkitkan kembali ingatan saya di masa kecil dahulu tatkala beberapa bidang permainan yang popular di zaman itu menghangatkan ikatan persaudaraan di antara anak-anak sezaman. Hal ini juga yang membuat saya merasa perlu untuk menghidupkan kembali sebuah permainan masa kecil yang di masa kini sudah memudar dan bahkan hilang sama sekali. Ada begitu banyak jenis permainan masa kecil yang sangat digemari pada masa kami berjingkrak-jingkrak, bertatih-tatih meraih dan merengkuh banyak jenis permainan mulai dari permainan fisik hingga kepada yang emosional. Ingatan saya akan hal syair lagu masa kecil ini tatkala saya sedang besanda-gurau dengan buah hati kami di bale-bale di samping rumah saya di Mondo, desa Bangka Kantar, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur. Anak saya memaksa saya mengulagi syair lagu yang ketika dia sendiri mencoba menghafalnya agak sulit. Syair lagu ini merupakan salah satu jenis permainan masa kecil yang sangat popular di zaman itu. Permainan ini dilakukan secara berkelompok dengan diawali oleh seseorang yang berlaku sebagai Tuan Yosef dan beberapa anak di sebelah kiri dan kanannya, duduk setengah lingkaran dan menghadap satu orang yang duduk tepat di hadapan kelompok besar tadi. Lagunya dimulai meminta sesuatu kepada Tuan Yosef.
Seseorang(A): Tuan Yosef, tuan Yosef, kasih beta si anak Satu
Tuan Yosef(B): Anak satu bernama siapa?
Seseorang(A): Anak satu bernama… (sebut nama anak yang diinginkan).
Tuan Yosef(B): Yang merayap berupa apa?
Seseorang(A): yang merayap berupa…(sebutkan nama binatang yang diinginkan). (anak yang ditunjuk akan datang menghadap kepada yang meminta sambil berjalan merayap dan menirukan suara binatang yang diminta)
Tuan Yosef (B): Bayar Kupang-kupang berapa?
Seseorang(A): Kupang perak tanah Menado
Syair ini terus berlanjut sampai semua anak yang di kiri kanan tuan Yosef bergabung dengan orang yang semenjak awal meminta anak-anak untuk bergabung.
Secara sepintas kita melihat makna di balik permainan anak-anak seperti ini. Ada keinginan untuk ada bersama yang lain dan saling terhubung satu sama lain. ada peran yang dimainkan sesuai yang diinginkan. Peran itu terwakilkan dalam caranya setiap orang menyatakan siapa dia melalui identitas yang dia mainkan. Kita merayap serupa binatang tertentu adalah sombol dari jati diri manusia dengan karakteristiknya masing-masing. Dalam keluguan memainkan permainan ini, ada lelucon yang terdengar ketika setiap orang memainkan perannya ketika merayap sebagai apa. Ada hikmah tersendiri di balik permainan ini. Ada faedah tertentu yang mau dinyatakan dari suatu permainan. Ada pengajaran yang sedang berlangsung, meski tidak disadari oleh anak-anak yang memerankannya. Untuk mengakhiri tulisan yang sederhana ini, patutlah kita memetakan beberapa hal penting yang dapat kita gambarkan dari permainan masa kecil seperti di atas.
Pertama. Kesadaran fundamental bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian. Hal ini terbukti dari permainan di atas yakni keinginan untuk meminta anak, meminta kehadiran orang lain untuk menemani kehidupan. Ada kerinduan besar berada bersama orang lain. Ada kebutuhan mendasar berada bersama orang lain. ada banyak hal yang dapat dibantah, diperdebatkan, diperguncingkan dalam hidup manusia, tetapi satu hal yang keberadaannya tidak dapat dibantah adalah fakta bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri. Menjadi manusia berarti menjadikan hidup dalam komunitas, hidup dalam perhimpunan, hidup dalam persekutuan.Kedua. setiap pribadi akan merayap, akan berperan sesuai dengan keunikannya masing-masing. Seorang manusia dikenal oleh orang lain karena karakteristiknya. Setiap orang akan memainkan perannya di atas panggung dunia sesuai dengan cara dia merayap seperti apa. Dalam keunikan peran yang dimainkannya, seorang manusia mendapat keunikannya tersendiri. Peran yang terkecil sekalipun, peran yang kadangkala dianggap remeh-temeh sekalipun adalah kekhususan dari seorang pribadi, adalah caranya seseorang menghidupi kehidupan.
Tinggalkan Komentar