Demi Meningkatkan Minat Baca Kitab Suci Peserta Didik Kelas X, Guru PAK SMAN 3 Borong Terapkan Metode Katekese

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan agama Katolik di sekolah menengah atas merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting terutama dalam rangka penbentukan iman serta sikap spiritual peserta didik yang beragama katolik di kelas X SMAN 3 Borong.

Pembelajaran agama katolik di SMA diharapkan mampu menambah wawasan keagamaan, mengasah kemampuan beragama dan mewujudkan sikap beragama perserta didik yang utuh dan berimbang yang mencakup hubungan manusia dengan penciptaNya, dengan sesama serta lingkungan sekitarnya.

Salah satu point penting yang ada dalam proses pembelajaran agama Katolik di SMAN 3 Borong yaitu membaca Kitab Suci, atau juga disebut Alkitab. Istilah “ Kitab Suci “ lebih akrab di hati umat Katolik, karena Allah dan sabda-Nya adalah suci, maka kitab yang memuat sabda-Nya adalah suci.

Salah satu strategi untuk meningkatkan minat baca Kitab Suci bagi remaja terutama kelas X SMAN 3 Borong adalah dengan menggunakan metode katekese yang sesuai dengan materi pembahasan dan diterangi dengan firman Tuhan dalam Kitab Suci.

Namun kenyataannya, membaca Kitab Suci di zaman ini sudah tidak lagi diminati terutama di kalangan anak remaja pada umumnya dan siswa kelas X SMAN 3 Borong khususnya.

Berbagai alasan yang memicu kurangnya minat baca Kitab Suci bagi peserta didik kelas X SMAN 3 Borong. Hal ini membawa dampak lain seperti kesulitan bagi peserta didik menghubungkan masalah kehidupannya setiap hari dengan teks Kitab Suci.

Dengan melihat akar dari masalah kurangnya minat peserta didik kelas X SMAN 3 Borong untuk membaca Kitab Suci, maka salah satu solusi yang saya tawarkan adalah dengan menggunakan metode katekese dalam memberikan materi agama katolik di kelas.

Katekese merupakan salah satu bentuk pelaksaan tugas mewartakan injil yang diamanatkan Yesus Kristus ( Mat 28: 19-20; Mrk 16 :15) Katekese ialah pembinaan anak-anak, kaum muda dan orang-orang dewasa dalam iman khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristus, yang pada umumnya disampaikan secara sistematis dengan maksud mengantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup kristen (Cathechesi Tradendae 18).

Kata katekese ( katechesis ) berarti instruksi dari mulut ke mulut, terutama tanya jawab. Meskupun mungkin berlaku untuk masalah subjek apa saja, biasanya digunakan untuk instruksi dalam unsur-unsur agama, terutama persiapan untuk inisiasi ke dalam agama kristen.

Salah satu strategi meningkatkan minat baca Kitab Suci bagi peserta didik kelas X SMAN 3 Borong adalah dengan metode katekese. Di sini guru berperan sebagai pendamping atau fasilitator.

Agar proses katekese berjalan lancar maka guru sebagai fasilitator harus mempersiapkan diri dengan baik terutama menyiapkan segala kelengkapan, seperti Kitab Suci, buku nyanyian, buku panduan, buku dan alat tulis serta media yang diperlukan sebelum berkatekese.

Pendamping hendaknya mempunyai sikap arif, bijak, rela mendengarkan dan menghargai ungkapan para peserta (siswa). Pendamping hendaknya memahami diri sebagai fasilitator, bukan guru yang datang untuk mengajar atau menggurui para peserta didik. Berupayalah agar pera siswa dapat terlibat aktif dalam berkatekese.

Adapun langkah-langkah pengembangan katekese dalam materi pembelajaran agama Katolik yang akan saya terapkan adalah sebagai berikut: Bagian awal, dimulai dengan kata pengantar yang isinya menyapa peserta didik serta mengungkapkan tema katekese sesuai dengan materi pembelajaran, menyanyikan lagu pembukaan sesuai situasi, Tanda Salib, doa pembuka sesuai dengan tema katekese.

Bagian isi, guru sebagai fasilitator mengajak peserta didik untuk mendalami situasi konkrit dengan mendengarkan cerita yang dibacakan oleh fasilitator serta mengajak mereka menjawab beberapa pertanyaan berdasarkan cerita. Jika diperlukan fasilitator memberikan kesimpulan dari cerita berdasarkan jawaban dari peserta didik.

Hal yang tak kalah penting dari bagian isi ini yaitu mendalami Sabda Tuhan. Guru sebagai fasilitator mengajak peserta didik untuk membacakan bersama-sama atau bergantian teks Kitab Suci yang telah dipilih berdasarkan tema pembelajaran yang disajikan dalam bentuk katekese, kemudian dilanjutkan dengan dialog/ pertanyaan yang diajukan fasilitator kepada peserta didik mengenai isi teks Kitab Suci, serta masukan dari fasilitator tentang teks Kitab Suci yang berhubungannya dengan situasi konkrit yang dialami peserta didik.

Bagian isi ini ditutup dengan rencana tindak lanjut yang hendak dicapai oleh peserta didik misalnya dengan memberikan tugas untuk mereka selesaikan setelah kembali ke rumah.

Bagian akhir, guru sebagai fasilitator mengajak peserta didik untuk menutup kegiatan dengan doa serta lagu penutup. Itulah beberapa langkah pengembangan katekese dalam proses pembelajaran agama katolik sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan minat baca Kitab Suci bagi peserta didik kelas X SMAN 3 Borong.

Berdasarkan masalah kurangnya minat baca Kitab Suci peserta didik kelas X SMAN 3 Borong, maka saya simpulkan bahwa beberapa alasan menjadi pemicu kurangnya minat baca Kitab Suci tersebut diantaranya masalah perkembangan ilmu dan teknologi, tidak adanya motivasi dari dalam diri siswa, sulit menghubungkan masalah kehidupan dengan teks Kitab Suci juga karena siswa tidak memiliki Kitab Suci.

Oleh karena itu salah satu strategi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan metode katekese. Diharapkan dengan metode ini motivasi dan minat peserta didik untuk mengenal dan membaca Kitab Suci mulai meningkat.