“MENURUT ANGGAPAN SAYA YANG DIMINTA OLEH PADUKA TUAN KETUA YANG MULIA IALAH DALAM BAHASA BELANDA PHILOSOFISE GRONSLAG, DARIPADA INDONESIA MERDEKA. PHILOSOFISE GEONSLAG ITU ADALAH PUNDAMEN, FILSAFAT, PIKIRAN YANG SEDALAM-DALAMNYA UNTUK DI ATASNYA DIDIRIKAN GEDUNG INDONESIA MERDEKA YANG KEKAL DAN ABADI. (Diambil dari pidato Soekarno berjudul “lahirnya Pancasila”, dalam: Soekarno, Pancasila sebagai dasar negara , Jakarta:Inti Idayu Press,1986,hlm.133)
Sman3borong.sch.id-Kutipan di atas adalah pernyataan Soekarno dalam pidatonya pada sidang Zyunbi Tyoosakaipada tanggal 1 Juni 1945. Kutipan pernyataan soekarno di atas menyatakan secara tegas dan dengan penuh kematangan rasional tentang gambaran yang akan digapai oleh bangsa Indonesia sehingga kemerdekaan bukan saja hasil perjuangan fisik saja, jauh melampaui itu. kedalaman pemikiran Soekarno menjadikan kemerdekaan Indonesia dengan Pancasila sebagai dasar,bertindih tepat kepada pertanggungjawaban rasional manusia sebagai insan yang bebas dan merdeka. Jauh sebelum pernyataan HAM dikumandangkan dalam piagam yang disepakati warga dunia, Soekarno telah menyadari dengan benar bahwa nilai kemanusiaan sebagai manusia tidak pernah boleh diobjekkan. Soekarno yang mengalami penindasan para penjajah meyakini bahwa manusia yang terjajah adalah manusia yang kemanusiaannya diobjektivasi demi naluri kepentingan pragmatis.
Pernyataan Soekarno yang meletakkan batu tungku bagi kemerdekaan Indonesia dalam ranah epistemik manusia bertumpu pada beberapa nilai yang sungguh layak untuk diperbincangkan. Kemerdekaan itu ada karena ada dasar yang kokoh-kuat sehingga di atasnya perumahan keindonesiaan layak untuk dididami. Philosofise Gronslag-nya Soekarno mengacu kepada Pancasila sebagai kristalisasi nilai yang merangkum berbagai keanekaan. Term persatuan tidaklah sama sekali merujuk kepada sinkretisme, apalagi memberi peluang kepada meleburnya begitu saja perbedaan menjaadi satu sampai tidak teridentifikasi lagi keunikkan. istilah in pluribus unum/satu dalam kejamakan/bhineka tunggal ika, menegaskan kesatuan dalam semangat mempertahankan keberbedaan. Kita bersatu karena kita berbeda atau kita berbeda tetapi tetap satu, bukanlah isapan jempol belaka. Apalagi dinilai hanya sebagai barisan huruf-huruf yang memantik makna estetis. berbeda tetapi tetap satu adalah idealisme yang sangat rumit, tetapi menjadi berkah ketika dihidupi dalam realisme. Pancasila sebagai philosofise gronslag sebagaimana diutarakan oleh Soekarno bermuara kepada beberapa defenisi yang saling berhubungan yakni:
Pancasila menjadi philosofise Gronslag karena menjadi fundamen. Bangunan yang menjadi rumah insan Indonesia harus didirikan di atas fundamen yang kokoh-kuat dan tidak mudah diterjang badai. Kuat-lemahnya fundamen akan menentukan keberlangsungan suatu bangunan. Pancasila adalah fundasi yang menegakkan perumahan keindonesiaan. Yang diletakkan pada fundamen harus menjadi marwah yang merangkum keberbedaan para penghuni bangunan Indonesia. Fundamen mencirikan kekuatan sehingga yang terletak di atasnya tidak goyah dan jatuh.Pancasila dijadikan Soekarno sebagai pondasi/fundasi karena mampu menyatuka perbedaan. kita bersatu sebagai bangsa karena memiliki fundasi yang sama pada mana kita berdiri tegak. Perasaan senasib-seperjuangan dalam menentukan diri sendiri sebagai bangsa menjadi salah satu di antara sekian motivasi yang menjadikan negara kita berdikari. Fundasi berpikir dan bertindak sebagai anak bangsa menentukan keteguhan dalam menjadikan wilayah Indonesia sebagai tempat yang nyaman untuk dihuni.
Pancasila menjadi philosofise Gronslag karena menjadi filsafat. Pancasila adalah filsafat. filsafat dalam defenisi terminilogis menekankan aspek cinta akan kebijaksanaan. Filsafat Pancasila bertumbuh pada kecintaan akan nilai-nilai kebijaksanaan hidup yang berkembang dalam jiwa bansa sebagai hasil dari petunjuk dan petuah para pendahulu bangsa. Filsafat Pancasila akan dengan mudah diterjemahkan dalam berbagai nilai kebajikan lokal yang telah menuntun hidup masyarakat seperti nilai tenggang rasa-tepa selira dan semangat gotong royong. Di atas semua itu, nilai Pansasila sebagai sebuah falsafah hidup bertautan dengan penempatan manusia Indonesia sebagai pribadi yang bermartabat. Filsafat Pancasila menengahi berbagai saling silang pendapat atau menjembatani perbedaan. kekuatan Pancasila sebagai filsafat menyiratkan ketangguhannya sehingga seluruh insan yang bernaung di bawah sayap Pancasila dalam berbagai perbenturan hidup terutama karena persoalan kebhinekaan mudah di atasi. munculnya radikalismse di Indonesia adalah bentuk pengangkangan terhadap Pancasila. Radikalisme dalam berbagai bentuk dan cara telah menjadi pengkhianat bangsa. Melawan radikalisme harus dengan konsep Pancasila. Tumbuh-kembangnya radikalisme di negara kita adalah bukti bahwa nilai Pancasila sebagai pedoman kehilangan daya ikatnya sebagai tameng bangsa. Pedoman, penghayatan dan pengamalan Pancasisla (p4) yang terkristal dari interpretasi Pancasila di masa orde baru perlu diperkuat kembali di masa ini. penekanannya tentu tidak harus berpola orde lama, tetapi dengan nuansa baru dengan tetap mempertahankan sukma p4-nya sebagai pedoman arah di setiap lini kehidupan berbangsa dan bernegara. Rekomendasi yang dianjurkan di sini adalah menghadirkan filsafat Pancasila di setiap tingkat lembaga pendidikan, sehingga menjadi asupan pengetahuan anaak negeri.
Pancasila menjadi philosofise Gronslag karena menjadi pikiran yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka yang kekal dan abadi. Pernyataan Soekarno ini membutuhkan pelibatan daya rasionalitas manusia. Daya rasionalitas yang dimaksudkan di sini adalah pertanggungjawaban ilmiah dari insan Indonesia yang memberi afirmasi terhadap Pancasila sebagai kekuatan sakti dalam menumpas berbagai kemelut kebangsaan. Pikiran yang sedalam-dalamnya menggarisbawahi kekuatan rasionalitas bangsa Indonesia sehingga mampu berdikari sebagai bangsa yang utuh dan menentukan nasibnya sendiri. Kekuatan pikiran sebagai bangsa yang bersatu bertindih tepat kepada kehendak nurani dan logika intelektual. Gedung Indonesia merdeka yang kekal dan abadi berbanding lurus dengan Pancasila sebagai dasarnya. Pancasila harus mampu menjadikan kesaktiannya sebagai pengayom, pembimbing dan penuntun di tengah kekalutan berbangsa karena tersandera oleh selubung ketidaktahuan dalam bentuk pelaknatan terhadap Pancasila. Pelaknatan terhadap Pancasila dapa terurai dalam segala tindakan yang berusaha menjadikan ideologi suku,agama,ras, atau golongan tertentu menjadi dasar negara. Kemaksiatan terhadap Pancasila juga kadangkala terselelubung dalam seragam kebijakan pemerintah yang memperhitungkan jumlah monoritas atau mayoritas. Juga dalam kehidupan sehari-hari, pelaknatan terhadap Pancasila terbukti dalam berbagai bentuk verbalisme seperti pengumpatan-caci maki. Media masa akhir-akhir ini dipenuhi dengan ucapan-ucapan kedengkian dari orang perorangan/kelompok yang membelakangi Pancasila sebagai dasar negara. Verbalisme yang mengkhianati Pancasila secara sederhana terbukti dalam pengelompokan orang tertentu dengan titel misalnya kafir . Kekekalan dan keabadian Indonesia merdeka akan terus dikumandangkan ketika Pancasila sungguh menjadi roh yang menggerakkan anak bangsa.
Tinggalkan Komentar