Vinsensius Nurdin
Sman3borng.sch.id-Beberapa waktu yang lalu saya mempunyai beberapa urusan di Borong. Ketika melewati jalan sepanjang TADO-KAMPAS di sebelah SMK TIARA NUSA bagian kanan, ada papan nama bertuliskan huruf LATIN: PRO DEI. Sepintas lalu saya mengerti dengan tulisan itu dan secara sepintas saya tahu artinya: UNTUK/DEMI/BAGI ALLAH. Saya dan anda juga tahu artinya ini dan mudah-mudahan artinya sama sebagaimana yang dimaksud oleh penulis atau pencetusnya.
Mudah-mudahan dengan ulasan sederhana ini saya tidak dianggap sombong atau supaya orang bilang tahu. Tetapi sejenak saya mulai merefleksikan apa yang saya dapat ketika dahulu mendalami bahasa Latin yang diberikan oleh pengajar hebat dan luar biasa P. Alo Mitan, SVD. Memori pelajaran bahasa Latin tiba-tiba mengembalikan ingatan saya akan beberapa aturan penting tata bahasa Latin kala itu. Tidak hanya berhenti di situ, sebagai orang yang selalu merasa terganggu oleh suatu kejanggalan seperti ini, saya akhirnya membuka kembali diktat Bahasa Latin yang dikala saya belajar dahulu menjadikan saya termotivasi secara menggebu-gebu untuk menngetahuinya. Bukan tanpa alasan saya mengatakan hal ini, karena saya sangat suka mempelajari bahasa ini yang pernah diberi gelar BAHASA PARA MALAEKAT dan pernah dijadikan kewajiban utama kaum seminaris untuk dipelajari dengan diperkuat oleh Konstitusi Apostolik Sri Paus Yohanes XXIII dalam Veterum Sapientia. Pentingnya mempelajari bahasa ini bagi kaum seminaris sehingga dikala itu dididktekan menjadi modal untuk mengetahui dokumen-dokumen resmi ajaran Gereja Katolik.
Maaf untuk yang belum pernah mempelajari Bahasa yang satu ini tetapi pernah mendengar atau membaca bahasa Latin, saya harus mengatakan bahwa bahasa yang satu ini adalah bahasa yang luar biasa indahnya dan luar biasa sulitnya. Bagi saya sendiri yang berada di bawah bimbingan P.Alo Mitan, SVD ketika mempelajari bahasa ini adalah wahana menjelajahi berbagai cara baik dalam pengungkapan maupun dalam aturan/tata bahasa yang apik dan menarik. Inilah kesan saya akan bahasa yang satu ini.
Pada kesempatan ini saya merasa terpanggil untuk mengometari tulisan Latin yang terpajang di pinggir jalan TADO-KAMPAS dalam bentuk papan nama PRO DEI tepat di sebelah SMK TIARA NUSA. Saya tahu maksud sang penulis mudah-mudahan sama dengan yang saya tahu yakni PRO DEI berarti demi/bagi Allah. Arti setiap katanya memang demikian, tetapi benarkah ini sesuai dengan tata bahasanya? Mudah-mudahan ulasan ini tidak menyinggung siapapun tetapi dalam ranah untuk mengoreksi. Saya sangat mengharapkan juga ada tanggapan balik terhadap cuitan saya ini. Siapa yang tahu kalau saya juga salah.
Sejauh yang saya tahu berdasarkan pelajaran bahasa Latin yang saya saya pelajari, ada beberapa aturan yang wajib ditaati dalam membentuk suatu kata dengan kata yang lain sehingga artinya pas atau sesuai. Saya mulai dengan kata depan PRO yang berarti UNTUK,DEMI atau BAGI. Kata depan ini wajib hukumnya diiikuti oleh kasus ABLATIVUS. Bagaimanakah kasus ABLATIVUS untuk kata DEI yang berasal dari kata benda deklinasi II DEUS yang berarti ALLAH. Untuk memperjelasnya saya akan mencoba memberi perubahan kata benda itu dalam bentuk bagan sebagai berikut:
KASUS | SINGULARIS | PLURALIS |
NOMINATIVUS | DEUS | DII/DI |
GENETIVUS | DEI | DEORUM |
DATIVUS | DEO | DIIS/DIS |
ACCUSATIVUS | DEUM | DEOS |
ABLATIVUS | DEO | DIIS/DIS |
VOCATIVUS | DEUS | DII/DI |
Berdasarkan aturan di atas ditambah dengan ketentuan KATA DEPAN PRO YANG DIIKUTI ABLATIVUS, maka yang sesuai adalah PRO DEO bukan PRO DEI. Kata pro Deo sangat kental dengan bahasa Indonesia yang kadang diartikulasi perdeo yang berarti Cuma-Cuma.
Tinggalkan Komentar