GURUKU SAYANG,GURUKU MALANG

Beberapa waktu berlalu dan setiap waktu telilit musim yang berganti. yang tua dalam kebijaksanannya telah menggapai ajal dan yang mudah bertumbuh bak jamur di musim hujan. sejak-sejak sejarah peradaban kian menumpuk. meninggalkan bekas sebagai tapak sejarah telah terukir dalam berbagai lini kehidupan manusia.

pada hari ini, secara khusus dipersembahkan untuk mengenang tidak hanya jasa masa lalu para guru, tetapi perjuangan kini dan yang akan datang. sebagai pribadi yang dibentuk untuk mendidik, guru terus berperan dalam mempertahankan benteng penyedia dan pemicu perubahan. KONG HUCU/KONFUCIUS seorang yang dikenal sebagai filsuf Cina pernah berujar : KATAKANLAH MASA LALU KEPADAKU, MAKA AKU AKAN MENCERITERAKAN MASA DEPAN KEPADAMU. Guru dari namanya sebagai yang diguguh dan ditiru terus berperan menjembatani ruang masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. profesi guru menuntut kehadiran penuh dirinya dalam menetaskan kehidupan baru anak-anak bangsa.

semenjak seorang pribadi disematkan gelar GURU, maka pada saat yang sama ada tuntutan eksistensial yang menjadikannya terus berkiprah dalam menjinakkan, mengayom,menuntun,menyuluh dan menunjuk kepada peri hidup yang sesuai dengan tuntutan. kehidupan seorang guru dengan beban profesinalismenya terus menjadi pro kontra beberapa kalangan. hal ini merujuk kepada kesenjangan kehidupan seorang guru yang berusaha menemukan batu mulia dalam bongkahan batu karang/DIAMOND ON THE ROCK dengan kelayakan hidup yang berimbang. kesenjangan yang terus dirasakan ini menjadikan profesi guru sebagai pengemban gelar PAHLAWAN TANPA TANDA JASA dalam arti kata yang sebenarnya(in sensu scripto). persoalan nilai jasa dalam pengertian balas jasa sungguh dirasakan sejak dahulu sebagai ketidakberimbangan.

guruku sayang yang menyapa dalam keserakahan zaman terus bergelut dengan guruku malang dalam kehampaan. betapa tidak, kehidupan seorang guru nyaris mengumpat sumpah serapah “amit-amit menjadi seorang guru”. kehidupan malang seorang guru terus menjungkirbalikkan perhatian penghimpun kebijakan untuk mereorientasi kebijakan terhadap seorang guru. miris kehidupan yang tertindih beban profesi terus memperihatinkan keberlangsungan seorang pribadi yang diguggug dan ditiru(guru).

apa yang harus dirayakan pada hari ini? merayakan pribadi dalam profesinya yang terus menyayangi anak bangsa? atau merayakana pribadi dalam profesinya yang terus mengalami kemalangan?