Info Sekolah
Monday, 03 Feb 2025
  • Selamat Datang di Website Resmi SMAN 3 Borong
3 November 2021

GENERASI UP DATE DAN TERTAWA

Wednesday, 3 November 2021 Kategori : Featured

oleh Vinsensius Nurdin

Sman3borong.sch.id-Ketika kita mencoba memahami manusia dari disiplin ilmu yang berbeda, maka akan muncul juga paparan tentang manusia yang berbeda pula dan itu semua dapat diakumulasi dalam titik simpul bahwasannya ia (manusia) tidak pernah habis dengan satu maklumat tunggal. Pemikiran tentang siapakah manusia bukanlah hal baru dalam tataran akademisi- ilmu pengetahuan manusia. Para akademisi dari sejak peradaban aksara ditemukan dan dikonsumsi banyak pihak, telah dengan susah payah dari yang simpel hingga yang paling kompleks menarik benang kusut di hadapan gumpalan misteri manusia entah sebagai individu maupun kemanusiaan dalam komunitas. Di sana pula diketemukan salah satu fakta bahwa kerumitannya kian memerpanjang daftar kekaburan pihak akademisi  sendiri dan penikmat karya mereka. Dalam salah satu bingkai, pada mana penulis meniliknya dari sisi folosofis, mencoba berusaha untuk menarik salah satu benang dari gumpalan kekusutan manuisa dan misteri dirinya.

Adapun usaha ini adalah bagian dari tanggung jawab deskriptif-akademis yang mencoba berangkat dari kekaburan imajinatif tentang generasi up date dan tertawa. Dan alasan lainnya adalah adanya kekuatiraan penulis yang menyaksikan dan menyangsikan generasi up date  kita yang tanpa sadar ataupun sadar menganggap salah satu ciri khas manusia yakni tertawa sebagai ungkapan yang bisa ditempatkan dalam situasi apapun. Persis pada kedua problematika inilah penulis berusaha menguak kisah di balik yang tidak kelihatan. Walaupun pada bagian awal ini tetap diakui bahwa saya dan anda mungkin akan bermain dalam air keruh keruwetan.

Kedua term ini agak aneh kalau tidak mau dikatakan gila. Ada jurang yang mengangga lebar antara paham dari keduanya. Betapa tidak ia (kedua istilah itu) tidak hanya beda dalam pengertian jenis kata, tetapi juga beda dalam pengertian filosofis (mendasar). Ia bahkan boleh dikatakan mewakili dua hal yang sama-sama rumit dalam penerjemahannya. Yang awal mewakili gejala waktu dan yang terakhir mewakili gejala psikologis-manusia. Ada usaha, misalnya, menghubungkan keduanya: waktu dalam pengertian psikologis atau psikologi dalam waktu.

Usaha ini sama rumitnya dengan memahami generasi up date dan tertawa. Mari kita mencoba menegakkan benang basah ini. Generasi up date mencakup generasi yang berjalan bersama waktu. Ia tidak bisa dibatasi pada tahun tertentu. Manusia yang berjalan dalam waktu dan akhirnya beriringan dengan kehendak waktu itu dapat merangkum pengertian sederhana dari generasi up date. Apa pun yang dikehendaki zama akan diikuti. Dari profesi hidup bersama persaingan karir hingga mode fisik. Adapun tertawa dalam pengertian psikologis adalah salah satu ciri dari manusia. Dalam bukunya Homo Ludens (manusia yang bermain), HUINZINGA melansir pernyataan  Aristoteles tentang  salah satu pembeda khusus manusia dengan makhluk lainnya adalah kenyataan bahwa manusia itu tertawa (homo ridens). Hal ini menggarisbawahi kenyataan bahwa dia (manusia) adalah satu-satunya binatang yang mampu tertawa. Tertawa dengan demikian adalah kekhasan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Atau tertawa bisa memberi simbol akan jati diri manusia dan dengan tertawa,  manusia memberi simbol tertentu akan apa yang sedang terjadi atau yang sedang dialami. Dalam nada yang samalah  Ernst Cassirer menyatakan manusia sebagai homo animal syimbolicum (manusia adalah makluk yang paham akan lambang-lambang).

Generasi up date dan fenomena khas manusia tertawa adalah dua peristilahan yang dengan sengaja didekatkan untuk melihat dan memertemukan bagaimana kiranya generasi up date kita mengungkapkan ciri khas manusia  dalam tertawanya hingga tidak bernilai. Generasi up date kita dengan bangga mempropagandakan diri sebagai anak zaman yang trendy, modis dan ungkapan lainnya yang serupa dan semuanya dibungkus dalam lipatan anak modern. Semuanya itu tidaklah salah, tetapi kadang agak berlebihan karena hal-hal material disanjung sedemikian rupa sehingga jati diri dalam kekhasannya sebagai makhluk yang mampu tertawa dianggap hal sepele, tidak penting dan melupakan segalanya. Titik tumpu refleksi saya beralaskan pada kegetiran menyaksikan makhluk zaman yang tidak memerdulikan lagi nilai hakikinya dan akhirnya segala hal diterjemahkan dalam keasyikkannya sendiri. Manusia zaman kita adalah manusia adoptif  yang mau tidak mau telah hengkang dari budayanya sendiri, dari ciri yang membuat dia berbeda dengan binatang pada umumnya. Ketidakmampuan menenangkan diri apalagi untuk masuk ke dalamnya dianggap sebagai lantunan biasa dari aksi reaksi zaman.

Aku yang adalah manusia dan yang di dalamnya salah satu ciri terungkap dalam tertawa telah dimanipulasi sedemikian rupa sehingga makna dasarnya terkikis oleh peradaban zaman modern. Generasi up date kita menyadari ungkapan tertawa sebagai ungkapan harian yang biasa. Penerjemahan yang biasa ini akhirnya sampai kepada  paham yang negatif. Salah satu hal yang biasa dihubungkan dengan hal ini adalah kebiasaan orang-orang kita menertawakan diri sendiri dan orang lain ketika berbuat salah. Kesalahan itu manusiawi (humanum est errare). Semua kita pernah salah dalam berpikir dan bertindak. Semua ini diakui semua orang. Akan tetapi, ada hal aneh ketika kesadaran kita terbagi dalam pemikiran biasa akan hal ini. Pertanyaan retoriknya adalah apakah karena semua orang pernah berbuat salah berarti juga patut ditertawakan?  Ini semestinya menjadi dua hal yang patut direnungkan secara terpisah. Semua orang berbuat salah berarti menggarisbawahi kemanusiaannya, tetapi dalamnya juga termaktup kesadaran umum bahwa manusiapun mampu dan dapat menyadari kesalahan dan memerbaikinya. Moment psikologis tertawa yang bertepatan dengan dan sebagai reaksi dari cara berpikir dan cara bertindak yang salah, hemat penulis adalah reaksi wajar, tetapi menjadi tidak wajar ketika reaksi itu bertindih tepat pada intrik tertentu misalnya penghinaan, pencemoohan dan pengkeruhan suasana secara keseluruhan. Tambahan pula, reaksi tertawa  dari pihak tertentu yang tanpa mengetahui secara pasti apa kesalahannya adalah satu dari titik terpuruk dalam kesadaran ilmiah yang pernah ada.

Generasi up date yang kita semua zaman ini menjadi pelakunya sudah sepatutnya mempertanyakan secara reflektif : apakah hal ini sesuai dengan kenyataan apa adanya ataukah kita juga tergerus oleh arus zaman secara umum dan akhirnya melupakan nilai hakiki dari paradigma aksi-reaksi yang wajar?  Tertawa memiliki nilai yang sama dan umum sifatnya seperti kanyataan manusia berbuat salah.  Semua orang pernah tertawa. Ada beberapa tafsiran psikologis yang sungguh bernada positif dari reaksi tertawa. Satu di antara sekiannya adalah bahwa tertawa itu menyehatkan. Simpulan sederhananya jelas bahwa tertawa yang tidak membuat manusia sehat berarti hanyalah sensasi belaka. Hanyalah asalan saja. Hanyalah ungkapan dari ke-cengeng-an berpikir dan ke-cemen-an merasa.  Hanyalah bunyi semata yang tidak bermakna positif. Asal bunyi/ASBUN.

Refleksi generasi up date dan tertawa adalah juga bagian dari reaksi penulis akan adanya ungkapan tertentu pada masa kita yang jika dipikirkan secara matang dan saksama tidak semestinya terjadi. Ini juga mengindikasikan bahwa ada dalam diri kita semua, satu atau dua bahkan lebih elemen jati diri manusia yang ikut terkikis oleh peradaban zaman. Ada yang ikut terhanyut dalam arus gelombang zaman. Dan ketika kenyataan ini terus terjadi maka kita sesungguhnya sedang memproklamirkan diri sebagai korban dari  pembunuhan massal jati diri manusia.

Ketika suatu aksi dan reaksi ada dalam rangkain yang teratur, maka sesungguhnya ada manfaat yang mungkin tersembunyi tetapi terpercik secara perlahan. Tetapi ketika terjadi sebaliknya, maka yang terjadi juga sebaliknya. Kalau anda dan saya tidak malu mengakui bahwa warna suara tertawa zaman kita bisa diprediksi dalam notasi tertentu. Dan itu juga bisa ditafsir dalam beraneka makna. Makna yang beraneka merujuk kepada ketidaktetapan prinsip dari pelaku yang berekspresi. Generasi up date dan tertawa dengan sengaja ditelaah untuk menggetarkan kembali nadi kesadaran kita akan pentingnya memberi nilai terhadap reaksi dari aksi yang seimbang. Penelanjangan jati diri manusia zaman kita terutama karena kita membiarkan diri dikupas dan akhirnya yang dipertontonkan kepada khalayak ramai adalah inti jati diri yang tidak terbungkus. Nasehat bijaknya adalah tertawalah sebagai reaksi dari pernyataan diri makhluk bumi satu-satunya yang mampu tertawa dalam perimbangan antara aksi dan reaksi yang sepatutnya.

No Comments

Tinggalkan Komentar

 

Agenda

23
Jul 2023
waktu : 08:00
23
Jul 2023
waktu : 08:30
08
Aug 2022

Info Sekolah

SMAN 3 BORONG

NSPN : 50309258
JAWANG, Golo Kantar, Kec. Borong, Kab. Manggarai Timur Prov. Nusa Tenggara Timur
TELEPON 082145071833
EMAIL smantigaborong@gmail.com
WHATSAPP +62-82145071833